Minggu, 01 Januari 2017

MARS IPHI

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Bersatu padu berkarya nyata Menghimpun potensi para haji Indonesia Membina ukhuwah islamiyah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Berdiri tegak sepanjang masa Meningkatkan iman dan taqwa Haji mabrur berjaya Jayalah bangsaku Hiduplah negriku Berjuang demi negri tercinta Jayalah bangsaku Hiduplah negriku Indonesia bangsa yang mulia Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Berbakti beramal mulia Demi negara tercinta Indonesia nan jaya Jayalah bangsaku Hiduplah negriku Berjuang demi negri tercinta Jayalah bangsaku Hiduplah negriku Indonesia bangsa yang mulia Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Berbakti beramal mulia Demi negara tercinta Indonesia nan jaya Indonesia nan jaya Selengkapnya...

HIMNE IPHI

Padamu negri padamu nabi padamu ya Ilahi Kami berbakti berserah diri jiwa dan raga kami Kalam Ilahi hati nan suci bekal kita yang pasti Haji berbakti padamu negri kami berserah diri Kami mati ditimbun di bumi Berkalang tanah di bumi negriku Ampuni dosa - dosa kami Ya Tuhan kami ya nabi kami Indonesia kami Kami berjanji berserah diri jiwa dan raga kami Kami mati ditimbun di bumi Berkalang tanah di bumi negriku Ampuni dosa - dosa kami Ya Tuhan kami ya nabi kami Indonesia kami Kami berjanji berserah diri jiwa dan raga kami Selengkapnya...

Jumat, 17 Januari 2014

Kajian Rutin PENGHALANG DALAM MENUNTUT ILMU : Menuntut ilmu memiliki beberapa penghalang yang menghalangi antara ilmu itu dan orang yang mencarinya. Di antara penghalang tersebut adalah: 1. Niat yang Rusak Niat adalah dasar dan rukun amal. Apabila niat itu salah dan rusak, maka amal yang dilakukannya pun ikut salah dan rusak sebesar salah dan rusaknya niat. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنّيَّاتِ وَ اِنَّمَا لِكُلّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلىَ دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلىَ مَا هَاجَرَ اِلَيْهِ. البخارى 1: 2 Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan mendapatkan sesuai apa yang ia berniat hijrah padanya". [HR. Bukhari juz 1, hal. 2] Sesungguhnya kewajiban yang paling penting untuk diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu adalah mengobati niat, memperhatikan kebaikannya, dan menjaganya dari kerusakan. Imam Sufyan ats-Tsauri (wafat th. 161 H) rahimahullaah mengatakan, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat untuk aku obati daripada niatku.” 2. Ingin Terkenal dan Ingin Tampil Ingin terkenal dan ingin tampil adalah penyakit kronis. Tidak seorang pun dapat selamat darinya, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah SWT. Apabila niat seorang penuntut ilmu adalah agar terkenal, ingin dielu-elukan, ingin dihormati, ingin dipuji, disanjung, dan yang diinginkannya adalah itu semua, maka ia telah menempatkan dirinya pada posisi yang berbahaya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai bangsa Arab, wahai bangsa Arab (tiga kali), sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah riya’ dan syahwat yang tersembunyi. ”[ HR.Thabrani ] Imam Ibnul Atsir (wafat th. 606 H) rahimahullaah mengatakan, “Maksud syahwat yang tersembunyi dalam hadits ini adalah keinginan agar orang lain melihat amalnya.” عَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لُبَيْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَخْوَفُ مَا اَخَافُ عَلَيْكُمْ اَلشّرْكُ اْلاَصْغَرُ. قَالُوْا: وَمَا الشّرْكُ اْلاَصْغَرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ: اَلرّيَاءُ يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اِذْهَبُوْا اِلىَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تُرَاءُوْنَ فىِ الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً؟ احمد Dari Mahmud bin Lubaid, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Sesuatu yang paling aku khawatirkan atas kamu sekalian itu adalah syirik kecil”. Kemudian para shahabat bertanya, “Apa syirik kecil itu ya Rasulullah ?”. Rasulullah SAW menjawab, “(Syirik kecil itu ialah) riya’. Besok pada hari qiyamat ketika para manusia diberi balasan dengan amal-amal mereka, Allah ‘azza wa jalla akan berfirman kepada mereka, “Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang dahulu kamu berbuat riya’ padanya ketika di dunia, maka lihatlah olehmu sekalian apakah kamu mendapati pahala pada mereka ?”. [HR. Ahmad] 3. Lalai Menghadiri Majelis Ilmu Para ulama Salaf (dahulu) mengatakan bahwa ilmu itu di-datangi, bukan mendatangi. Tetapi,apa yang kita lihat jaman sekarang, ilmu itu mendatangi kita dan tidak didatangi, Jika kita tidak memanfaatkan majelis ilmu yang dibentuk dan pelajaran yang disampaikan, niscaya kita akan gigit jari sepenuh penyesalan. Seandainya kebaikan yang ada dalam majelis-majelis ilmu hanya berupa ketenangan bagi yang menghadirinya dan rahmat Allah yang meliputi mereka, cukuplah dua hal ini sebagai pendorong untuk menghadirinya. Lalu, bagaimana jika ia mengetahui bahwa orang yang menghadirinya -insya Allah- memperoleh dua keberuntungan, yaitu ilmu yang bermanfaat dan ganjaran pahala di akhirat?! Seorang Muslim hendaklah sadar bahwa Allah SWT telah memberikan kemudahan kepada hamba-Nya dalam menuntut ilmu. Allah SWT telah memberikan kemudahan dengan adanya beberapa fasilitas dalam menuntut ilmu, berbeda dengan zamannya para Salafush Shalih Bukankah sekarang ini dengan mudahnya kita bisa dapatkan bekal untuk menuntut ilmu seperti uang, makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan?? Berbeda dengan para ulama Salaf, mereka sangat sulit mendapatkan hal di atas. Bukankah sekarang ini telah banyak didirikan masjid, pondok pesantren, majelis ta’lim, dan lainnya disertai sarana ruangan yang serba mudah, baik dengan adanya lampu, kipas angin, AC, dan lainnya??!! Bukankah sekarang ini berbagai kitab ilmu telah dicetak dengan begitu rapi, bagus, dan mudah dibaca??!! Lalu dimanakah orang-orang yang mau memanfaatkan nikmat Allah yang sangat besar ini untuk mengkaji dan mempelajari ilmu syar’i??? Bukankah sekarang sudah banyak ustadz-ustadz mengajar dan berdakwah di tempat (daerah) kita, lantas mengapa kita tidak menghadirinya?? Mengapa Anda tidak mau mendatangi majelis ilmu?? Perhatikan Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلّ مُسْلِمٍ، وَ اِنَّ طَالِبَ اْلعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْئٍ حَتَّى اْلحِيْتَانُ فِى اْلبَحْرِ. ابن عبد البر عن انس فى الجامع الصغير 2: 132، رقم:5266 Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap orang Islam, dan sesungguhnya orang yang menuntut ilmu dimintakan ampun oleh segala sesuatu, hingga ikan-ikan yang di laut. [HR. Ibnu Abdil Barr dari Anas, dalam Jami’us Shaghir juz 2, hal. 132, no. 5266] 4. Beralasan dengan Banyaknya Kesibukan Alasan ini dijadikan syaitan sebagai penghalang dalam menuntut ilmu. Berapa banyak saudara kita yang telah dinasihati dan dimotivasi untuk menuntut ilmu syar’i, tetapi syaitan menggoda dan membujuknya. Orang yang menyia-nyiakan kesempatan mencari ilmu, maka kesibukannya membuat ia tidak dapat menghadiri majelis ilmu. Ia menjadikannya sebagai bahan alasan yang sengaja dibuat-buat sehingga ketidakhadirannya di majelis ilmu memiliki alasan yang jelas. Berbagai kesibukan yang ada adalah penyebab utama yang menghalangi seorang penuntut ilmu menghadiri majelis ilmu dan memperoleh ilmu yang banyak. Tetapi, orang yang Allah SWT bukakan mata hatinya, ia akan mengatur waktunya dan mengguna-kannya sebaik mungkin sehingga memperoleh manfaat yang banyak. Kalau seseorang mau berfikir secara wajar, mempunyai niat dan kemauan untuk menuntut ilmu, maka ia akan dapat mengatur waktunya dan Allah akan memudahkannya. Oleh karena itu, pandai-pandailah mengatur waktu yang Allah Ta’ala berikan kepada kita. Berikanlah bagian untuk menuntut ilmu syar’i. Sisihkanlah satu atau dua hari dalam seminggu untuk menghadiri majelis ilmu jika tidak mampu melakukannya sesering mungkin. Jangan biarkan hari-hari kita penuh dengan kesibukan, namun kosong dari menuntut ilmu dan berdzikir kepada Allah Ta’ala. Ingat, bahwa orang yang tidak meghadiri majelis ilmu dan tidak mau menuntut ilmu syar’i, maka ia akan merugi di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, sebelum kita disibukkan oleh orang lain, direpotkan berbagai urusan, maka manfaatkanlah waktu untuk menuntut ilmu syar’i. Allah SWT berfirman, الْيَقِينُ يَأْتِيَكَ حَتَّىٰ رَبَّكَ وَاعْبُدْ “Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya keyakinan (kematian).” [Al-Hijr: 99] Oleh karena itu, para remaja maupun orang tua, laki-laki maupun wanita, segeralah bertaubat kepada Allah Ta’ala atas segala apa yang telah luput dan berlalu. Sekarang mulailah menuntut ilmu, menghadiri majelis ta’lim, belajar dengan benar dan sungguh-sungguh, dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba. Ketika ditanyakan kepada Imam Ahmad, “Sampai kapankah seseorang menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab, “Sampai meninggal dunia (mati).” 5. Bosan dalam Menuntut Ilmu Di antara penghalang menuntut ilmu adalah merasa bosan dan beralasan dengan berkonsentrasi mengikuti informasi terkini guna mengetahui peristiwa yang sedang terjadi. Imam Syafi’i rahimahullah berkata,“Seseorang tidaklah berhasil menuntut ilmu (dengan baik) apabila dia selalu merasa bosan, seakan tidak membutuhkannya. Akan tetapi, seseorang akan berhasil menuntut ilmu jika melakukannya dengan perjuangan dan susah payah, penuh semangat dan hidup prihatin.” (Hilayatul Auliya karya Abu Nu’aim; 9: 119, Al-Madkhal karya Al-Baihaqi; no: 513, Tadribur Rawi karya As-Suyuthi; 2: 584) Wahai saudaraku…, engkau takan mendapatkan ilmu melainkan dengan (memperhatikan) enam hal… Aku akan menyebutkannya secara rinci: [1] harus memiliki kecerdasan, [2] memiliki semangat, [3] bersungguh-sungguh, [4] membutuhkan biaya/materi, [5] mendapat bimbingan guru (ustadz), dan [6] membutuhkan waktu yang panjang. 6. Menilai /merasa Baik Diri Sendiri Maksudnya adalah merasa bangga apabila dipuji dan merasa senang apabila mendengar orang lain memujinya. Memang pujian manusia kepada kita merupakan kabar gembira yang disegerakan Allah Ta’ala bagi Anda. Diriwayatkan dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah (wafat th. 32 H) radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Ditanyakan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Bagaimana pendapat Anda tentang seseorang yang melakukan kebaikan, kemudian manusia memujinya karena perbuatan tersebut?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ. ‘Itu adalah kabar gembira yang Allah segerakan bagi seorang mukmin.’” [HR. Muslim] Tetapi, berhati-hatilah jika kita merasa gembira ketika dipuji dengan apa yang tidak kita miliki. Sekali lagi berhati-hatilah agar hal ini tidak menimpa kita. Ingatlah firman Allah SWT mengenai celaan-Nya terhadap suatu kaum, وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا “...Dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan...” [Ali ‘Imran: 188] Kemudian ingatlah bahwa merasa diri baik itu pada umumnya adalah perbuatan tercela, Allah SWT berfirman : أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰفَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ “Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.” [An-Najm: 32] Tetapi pada umumnya merasa diri baik dan suka dipuji adalah di antara pintu masuk syaitan kepada hamba-hamba Allah Ta’ala. Karena itu, berhati-hatilah agar Anda tidak menjadi orang yang suka dan bangga apabila dipuji dan jangan berusaha untuk mendengarkan pujian-pujian itu. Rasulullah SAW mengajari kita do’a, saat kita mendapat pujian dan sanjungan dari orang lain: يَقُوْلُوْنَ اَللَّهُمَّ لاَ تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا وَاغْفِرْلِيْ مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَاجْعَلْنِيْ خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ ALLAHUMMA LAA TU AKHIDNII BIMAA YAQUULUUN. FAGHFIRLII MAA LAA YA’LAMUUN WA JA’ALNII KHOIRON MIMMAA YADHUNNUUN “Ya Allah, janganlah Engkau hukum diriku karena apa yang mereka katakan, ampunilah aku terhadap apa yang tidak mereka ketahui (tentang diriku), dan jadikanlah diriku lebih baik daripada apa yang mereka kira.” ( H.R; Bukhari ) Insya Allah Bermanfaat Agus Sukarno https://www.facebook.com/mahirahnisa/posts/786587474691329 Selengkapnya...

Kamis, 16 Januari 2014

PENGORBANAN SEORANG SUAMI Ini kisah saya copas dari sebuah milist. Setelah saya baca hingga selesai, Subhanallah…telah membuka kembali hati saya, bahwa sangat berartinya suami saya selama ini. Terimakasih cinta…apa yang telah engkau lakukan untuk kami, adalah perjuangan yang sangat besar dan mulia. Semoga Allah senantiasa melindungimu, memberikan balasan dan pahala yang sangat besar pula atas pengorbananmu selama ini. SyurgaNya. Amiin…Ya Rabbal’alamiin… Selasa malam (1 Februari 2005), Setelah hujan lebat mengguyur Jakarta, gerimis masih turun. Saya pacu motor dengan cepat dari kantor disekitar Blok-M menuju rumah di Cimanggis-Depok. Kerja penuh seharian membuat saya amat lelah hingga di sekitar daerah Cijantung mata saya sudah benar-benar tidak bisa dibuka lagi. Saya kehilangan konsentrasi dan membuat saya menghentikan motor dan melepas kepenatan di sebuah shelter bis di seberang Mal Cijantung. Saya lihat jam sudah menunjukan pukul 10.25 malam. Keadaan jalan sudah lumayan sepi. Saya telpon isteri saya kalau saya mungkin agak terlambat dan saya katakan alasan saya berhenti sejenak. Setelah saya selesai menelpon baru saya menyadari kalau disebelah saya ada seorang ibu muda memeluk seorang anak lelaki kecil berusia sekitar 2 tahun. Tampak jelas sekali mereka kedinginan. Saya terus memperhatikannya dan tanpa terasa airmata saya berlinang dan teringat anak saya (Naufal) yang baru berusia 14 bulan. Pikiran saya terbawa dan berandai-andai, “Bagaimana jadinya jika yang berada disitu adalah isteri dan anak saya?” Tanpa berlama-lama saya dekati mereka dan saya berusaha menyapanya. ” Ibu,ibu,kalau mau ibu boleh ambil jaket saya, mungkin sedikit kotor tapi masih kering. Paling tidak anak ibu tidak kedinginan” Saya segera membuka raincoat dan jaket saya, dan langsung saya berikan jaket saya. Tanpa bicara, ibu tersebut tidak menolak dan langsung meraih jaket saya. Pada saat itu saya baru sadar bahwa anak lelakinya benar-benar kedinginan dan giginya bergemeletuk. “Tunggu sebentar disini bu!” pinta saya. Saya lari ke tukang jamu yang tidak jauh dari shelter itu dan saya meminta air putih hangat padanya. an Alhamdulillah, saya justeru mendapatkan teh manis hangat dari tukang jamu tersebut dan segera saya kembali memberikannya kepada ibu tersebut. “Ini bu,.. kasih ke anak ibu!” selanjutnya mereka meminumnya berdua. Saya tunggu sejenak sampai mereka selesai. Saya hanya diam memandangi lalu lalang kendaraan yang lewat “Bapak, terima kasih banyak, mau menolong saya” sesaat kemudian ibu tersebut membuka percakapan. Ah, tidak apa-apa, ngomong-ngomong ibu pulang kemana? Tanya saya Saya tinggal di daerah Bintaro tapi…(dia menghentikan bicaranya), Bapak pulang bekerja ? dia balas bertanya. “Ya” jawab saya singkat. “Kenapa sampai larut malam pak, memangnya anak isteri bapak tidak menunggu? Tanyanya lagi. Saya diam sejenak karena agak terkejut dengan pertanyaannya. “Terus terang bu, sebenarnya selama ini saya merasa bersalah karena terlalu sering meninggalkan mereka berdua. Tapi mau bilang apa, masa depan mereka adalah bagian dari tanggung jawab saya. Saya hanya berharap semoga Allah terus menjaga mereka ketika saya pergi.” Mendengar jawaban saya si ibu terisak, saya jadi serba salah. “Bu, maafkan saya kalau saya salah omong. Pak kalau boleh saya minta uang seratus ribu, kalau bapak berkenan? Pintanya dengan sedih dan sopan. Airmatanya berlinang sambil mengencangkan pelukan ke anak lelakinya. Karena perasaan bersalah, saya segera keluarkan uang limapuluh-ribuan 2 lembar dan saya berikan padanya. Dia berusaha meraih dan ingin mencium tangan saya, tetapi cepat-cepat saya lepaskan. “ya sudah, ibu ambil saja, tidak usah dipikirkan!” saya berusaha menjelaskannya. “Pak kalau jas hujannya saya pakai bagaimana? Badan saya juga benar-benar kedinginan dan kasihan anak saya” kembali ibu tersebut bertanya dan sekarang membuat saya heran. Saya bingung untuk menjawabnya dan juga ragu memberikannya. Pikiran saya mulai bertanya-tanya, Apakah ibu ini berusaha memeras saya dengan apa yang ditampilkannya di hadapan saya? tapi saya entah mengapa saya benar-benar harus meng-ikhlas- kannya. Maka saya berikan raincoat saya dan kali ini saya hanya tersenyum tidak berkata sepatahpun. Tiba tiba anaknya menangis dan semakin lama semakin kencang. Ibu tersebut sangat berusaha menghiburnya dan saya benar-benar bingung sekarang harus berbuat apa? Saya keluarkan handphone saya dan saya pinjamkan pada anak tersebut. Dia sedikit terhibur dengan handphone tersebut, mungkin karena lampunya yang menyala. Saya biarkan ibu tersebut menghibur anaknya memainkan handphone saya. Sementara itu saya berjalan agak menjauh dari mereka. Badan dan pikiran yang sudah lelah membuat saya benar-benar kembali tidak dapat berkonsentrasi. Mungkin sekitar 10 menit saya hanya diam di shelter tersebut memandangi lalu lalang kendaraan. Kemudian saya putuskan untuk segera pulang dan meninggalkan ibu dan anaknya tersebut. Saya ambil helm dan saya nyalakan motor, saya pamit dan memohon maaf kalau tidak bisa menemaninya. Saya jelaskan kalau isteri dan anak saya sudah menunggu dirumah. Ibu itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya. Dia meminta no telpon rumah saya dan saya tidak menjawabnya, saya benar-benar lelah sekali dan saya berikan saja kartu nama saya. Sesaat kemudian saya lanjutkan perjalanan saya. Saya hanya diam dan konsentrasi pada jalan yang saya lalui. Udara benar-benar terasa dingin apalagi saat itu saya tidak lagi mengenakan jaket dan raincoat ditambah gerimis kecil sepanjang jalan. Dan ketika sampai di depan garasi dan saya ingin menelpon memberitahukan ke isteri saya kalau saya sudah di depan rumah saya baru sadar kalau handphone saya tertinggal dan masih berada di tangan anak tadi. Saya benar-benar kesal dengan kebodohan saya. Sampai di dalam rumah saya berusaha menghubungi nomor handphone saya tapi hanya terdengar nada handphone dimatikan. “Gila.Saya benar-benar goblok, tidak lebih dari 30 menit saya kehilangan handphone dan semua didalamnya” dengan suara tinggi, saya katakan itu kepada isteri saya dan dia agak tekejut mendengarnya. Selanjutnya saya ceritakan pengalaman saya kepadanya. Isteri saya berusaha menghibur saya dan mengajak saya agar meng-ikhlaskan semuanya. “Mungkin Allah memang menggariskan jalan seperti ini. Sudahlah sana mandi dan shalat dulu, kalau perlu tambah shalat shunah-nya biar bisa lebih ikhlas” dia menjelaskan. Saya segera melakukannya dan tidur. Keesokan paginya saya terpaksa berangkat kerja membawa mobil padahal hal ini, tidak terlalu saya suka. Saya selalu merasa banyak waktu terbuang jika bekerja membawa mobil ketimbang naik motor yang bisa lebih cepat mengatasi kemacetan. Kalaupun saya bawa motor saya khawatir hujan karena kebetulan saya tidak ada cadangan jaket dan raincoat juga sudah saya berikan kepada ibu dan anak tadi malam. Setelah mengantar isteri yang kerja di salah satu bank swasta di sekitar depok saya langsung menuju kantor tetapi pikiran saya terus melanglang buana terhadap kejadian tadi malam. Saya belum benar-benar meng-ikhlaskan kejadian tadi malam bahkan sesekali saya mengumpat dan mencaci ibu dan anak tersebut didalam hati karena telah menipu saya. Sampai di kantor, saya kaget melihat sebuah bungkusan besar diselimuti kertas kado dan pita berada di atas meja kerja saya. Saya tanya ke office boy, siapa yang mengantar barang tersebut. Dia hanya menjawab dengan tersenyum kalau yang mengantar adalah supirnya ibu yang tadi malam, katanya bapak kenal dengannya setelah pertemuan semalam bahkan dia menambahkan kelihatannya dari orang berada karena mobilnya mercy yang bagus. “Bapak selingkuh ya, pagi-pagi sudah dapat hadiah dari perempuan? tanyanya sedikit bercanda kepada saya. Saya hanya tersenyum dan saya menanyakan apakah dia ingat plat nomor mobil orang tersebut, office boy tersebut hanya menggelengkan kepala.. Segera saya buka kotak tersebut dan “Ya Allah, semua milik saya kembali. Jaket, raincoat, handphone, kartu nama dan uangnya. Yang membuat saya terkejut adalah uang yang dikembalikan sebesar 2 juta rupiah jauh melebihi uang yang saya berikan kepadanya. Dan juga selembar kertas yang tertulis ; ” Pak, terima kasih banyak atas pertolongannya tadi malam. Ini saya kembalikan semua yang saya pinjam dan maafkan jika saya tidak sopan. Kemarin saya sudah tidak tahan dan mencoba lari dari rumah setelah saya bertengkar hebat dengan suami saya karena beliau sering terlambat pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan. Bodohnya, dompet saya hilang setelah saya berjalan-jalan dengan anak saya di Mall Cijantung. Sebenarnya saya semalam ingin melanjutkan perjalanan ke rumah kakak saya di depok, tetapi saya jadi bingung karena tidak ada lagi uang untuk ongkos makanya saya hanya berdiam di hate bis itu. Setelah saya bertemu dan melihat bapak tadi malam, saya baru menyadari bahwa apa yang suami saya lakukan adalah demi cinta dan masa depan isteri dan anaknya juga. Salam dari suami saya untuk bapak. Salam juga dari kami sekeluarga untuk anak-isteri bapak di rumah. Suami saya berharap, biarlah bapak tidak mengetahui identitas kami dan biarlah menjadi pelajaran kami berdua . Oh ya, maaf handphone bapak terbawa dan saya juga lupa mengembalikannya tadi malam karena saya sedang larut dalam kesedihan. Terima kasih. Segera saya telpon isteri saya dan saya ceritakan semua yang ada dihadapan saya. Isteri saya merasa bersyukur dan meminta agar semua uangnya diserahkan saja ke mesjid terdekat sebagai amal ibadah keluarga tersebut. From Renungan N Kisah Inspiratif Selengkapnya...

Selasa, 14 Januari 2014

# BASIC LESSON # # I #1. Apakah kamu + KATA SIFAT ? = Are you + KATA SIFAT ? # # Contoh : Apakah kamu SAKIT ? = Are you sick ? # 2. Apakah kamu + JABATAN? = Are you + JABATAN ? # # Contoh : # Apakah kamu seorang DOKTER ? = Are you a doctor ? # 3.APAKAH KAMU (BERADA) DI . . . . .? = Are you in / At/ On/ Dll ? # Contoh : Are you at home ? = Apakah kamu di rumah ? # II # APAKAH KAMU + AKTIVITAS ? = Do you + AKTIVITAS ?# # Contoh : # Apakah kamu belajar tiap hari ? = Do you study everyday ?. # III # WHAT ARE YOU ? = Sebagai apa kamu ? # IV # WHAT DO YOU . . . . ? = Apa YANG kamu . . . . ? # # Contoh : # What do you like ? = Apa yang kamu suka ? # What do you have for your breakfast ? = Apa yang kamu makan untuk sarapanmu Billy Hadi Selengkapnya...

Senin, 13 Januari 2014

Manfaat peraturan Bagi Si Kecil 13 Januari 2014 pukul 22:42 Sebagian dari orang tua, telah membuat peraturan bagi si kecil. Peraturan akan memudahkan kita dalam mendidik anak. Sebenarnya, apa saja manfaat yang bisa dipetik dari peraturan bagi si kecil ini? 1. Anak Belajar bertanggungjawab Peraturan yang dibuat tentu saja tidak kita buat sendiri. Tidak seperti peraturan di kantor yang kebanyakan dibuat oleh atasan-atasan kita. Peraturan buat si kecil harus dibuat secara bersama, yaitu antara orang tua dan anak, tentu saja disepakati secara bersama. Dengan adanya peraturan yang telah disepakati bersama, maka anak pun akan belajar bertanggungjawab. 2. Mempermudah mendisiplinkan anak Tidaklah mudah untuk mendisiplinkan anak. Kadang secara sadar atau tidak, kita akan memakai cara “kekerasan”, misalnya dengan membentak, dengan maksud agar kita menunjukkan ketegasan kita. Dengan adanya peraturan, kita akan meminimalisir hal itu dalam mendisiplinkan anak. Mungkin kita tinggal mengingatkan anak dengan berkata,”Tidak boleh tidur di bawah jam…. .“ Dan anak akan menjawab,”Sepuluh”. Atau anda tinggal mengatakan, peraturan nomor 5. Dan anak akan menjawab,”Tidak boleh tidur di bawah jam sepuluh”. 3. Anak mengerti arti sebuah konsekuensi (sebab-akibat) Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Bagi seorang anak, tentu akan sangat sulit memaknai kata-kata itu. Namun dengan peraturan, secara tidak langsung kita telah mengajarkan makna dari kata-kata bijak tersebut. Saat kita membuat peraturan bersama anak, tentu kita sudah menjelaskan sebab-sebab dari dibuatnya peraturan tersebut dan akibatnya bila si kecil melanggar. Misalnya, mengapa kita harus tidur di bawah jam sepuluh, si anak sudah tahu kalau sebabnya adalah agar kita tidak terlambat bangun pagi. Bila anak melanggarnya, apa akibatnya? Kita harus memberikan konsekuensi kepada anak, misalnya dengan mengurangi uang jajan, dan lain-lain. Tentu saja konsekuensi ini tidak hanya berupa “hukuman” saja, melainkan juga penghargaan. Pengharagaan bisa kita berikan berupa pujian atau memberikan hadiah buat si kecil. 4. Anak belajar patuh kepada orang tua Tidak sedikit, anak menjadi pribadi yang suka “memberontak” karena pola asuh yang salah. Misalnya dengan terlalu sering menggunakan kekerasan misalnya dengan berbicara keras dan “main tangan” untuk mendidik dan mendisiplinkan anak. Dengan adanya peraturan, kita tidak perlu menggunakan kekerasan. Namun anak akan belajar patuh kepada kita. Agar si kecil tahu bahwa peraturan dibuat demi kebaikannya, maka sebelum membuat peraturan kita harus menjelaskan manfaatnya. Kita jelaskan kepada anak, bila kita membuat peraturan tersebut karena kita menyayangi mereka, karena kita ingin anak menjadi anak yang baik, karena kita ingin agar si kecil disayang oleh Tuhan, guru, teman, dan kita orang tua. 5. Melatih daya ingat anak Bila kita perhatikan peraturan nomor dua, kita akan menemukan kalimat yang berisi tentang cara menasihati anak, dimana kita tinggal menyebut nomor peraturan dan anak akan menyebutkan macam peraturannya. Dengan adanya peraturan, maka secara tidak langsung anak akan belajar melatih daya ingat. Si kecil akan berusaha untuk mengingat peraturan-peraturan yang ada untuk mematuhinya dan agar mendapatkan penghargaan dari kita. 6. Mencegah pengaruh buruk dari “luar” Mungkin suatu saat kita akan menjumpai si kecil bertanya,”Ma… Kok di rumah Sisca boleh memakai sandal di dalam rumah? Kenapa kita tidak boleh?” Itu hanya contoh kecil dari pengaruh buruk yang mungkin datang dari luar. Bila kita membiasakan anak untuk patuh pada peraturan, maka sang anak pun akan merasa aneh bila melanggarnya, dan menanyakan hal itu kepada kita. Mungkin anak tidak perlu lagi bertanya kepada kita, karena kita pernah menjelaskan secara jelas kepada anak tentang sebab-sebab kita tidak boleh memakai sandal di dalam rumah, sehingga meski teman-temannya memakai sandal di dalam rumah, buah hati kita tidak menirunya. Kemungkinan yang lain, apabila kita menemukan buah hati kita yang tiba-tiba suka memakai sandal di dalam rumah, kita pun akan dengan sigap “menindaklanjutinya”, sehingga kemungkinan datangnya pengaruh buruk bisa kita cegah. Banyak sekali bukan manfaat dari peraturan buat si kecil? Akan lebih baik bagi kita mulai membuatnya sedini mungkin, agar buah hati kita tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang selalu diulang dan berubah menjadi kebiasaan. Tentu akan lebih sulit untuk “disembuhkan”. Yang perlu diingat dalam membuat peraturan adalah harus diimbangi dengan teladan yang baik dari kita. Jangan sampai kita membuat peraturan, namun kita sendiri sering melanggarnya. Dan yang tidak kalah penting dalam membuat peraturan adalah dengan memperbanyak konsekuensi yang positif atau dengan lebih banyak memberikan penghargaan daripada hukuman. Semoga bermanfaat! https://www.facebook.com/notes/budi-setiawan/manfaat-peraturan-bagi-si-kecil/576699292405092 Selengkapnya...

Kamis, 09 Januari 2014

Pembelajaran Tematik Posted on 13 Juli 2008 by AKHMAD SUDRAJAT — 28 Comments ↓ A. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. B. Landasan Pembelajaran Tematik Landasan Pembelajaran tematik mencakup: 1. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (a) progresivisme, (b) konstruktivisme, dan (c) humanisme. Aliran progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivismeyang melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. 2. Landasan psikologis. Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. 3. Landasan yuridis. Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). C. Arti Penting Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: (1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; (4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan (6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, (2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, (3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. (4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat, D. Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan E. Implikasi Pembelajaran Tematik Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup: Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Implikasi bagi siswa: (a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya; dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, (b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: (a) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. (b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). (c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali. Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap. Sumber: Diambil dari: Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur Balitbang Selengkapnya...