Alkisah ada seorang tukang kayu hebat yang mampu membangun rumah dengan sangat bagus. Namun, karena faktor usia, ia harus sudah pensiun.
Manajer perusahannya menyayangkan kepergian seorang tukang hebat dari perusahaannya. Kepada tukang kayu itu, sang manajer meminta bantuan untuk membangunkan sebuah rumah. Tukang kayu itu setuju dan mulai membangun rumah itu. Akan tetapi, dengan niatan sudah pensiun, tukang kayu itu tidak membangun dengan spenuh hati. Garapannya tidak sebaik biasanya, bahkan ia memilih bahan – bahan yang murah dan berkualitas buruk.
Akhirnya rumah itu selesai dibangun dan manajernya melihat-lihat rumah baru itu. Di depan pintu rumah, manajernya memberikan kunci rumah pada tukang kayu tersebut. “Rumah ini adalah hadiah dariku untukmu, terima kasih selama ini telah bekerja dengan baik.”
Tukang kayu tersebut terkejut hingga syok. Syang sekali, pikirnya. Seandainya aku tahu kalau rumah itu akan diberikan kepadaku, maka aku akan membangunnya dengan semangat dan memilih interior yang terbaik.
Kisah di atas sebenarnya dialami oleh sebagian besar dari kita. Semua amalan yang kita perjuangkan di dunia ini sesungguhnya merupakan modal bagi kita untuk membangun istana kita di surga. Silahkan memutuskan, untuk beramal shalih sebanyak-banyaknya dan sebaik mungkin atau sebaliknya. Sesungguhnya rumah yang kita bangun itu adalah rumah yang akan kita tinggali selamanya.
http://laaraiba.wordpress.com/2010/09/06/kisah-tukang-kayu/
Kamis, 19 Mei 2011
Kisah Tukang Kayu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar