Jumat, 17 Desember 2010

himne guru

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya juga membayangkan bagaimana nikmatnya mencium tangan beliau setiap pagi saat tiba di sekolah dan siang ketika bel pulang berbunyi. “Assalamu’alaikum …” sapa kami dengan membawa semangat baru yang kami bungkus dalam senyum merekah. Menyebarkannya kepada seantero kelas, bahwa kami siap menerima ilmu dari bapak dan ibu guru. “Bila kami sulit memahaminya, mohon ajarkan kami lebih keras lagi. Jangan tinggalkan kami dalam ketidakfahaman.” Itu harapan-harapan kami yang setiap pagi kami bawa dari rumah dengan iringan do’a orang tua agar kami menjadi anak berguna dan berhasil.

Saat perpisahan kelas enam. Ketika itu dilaksanakan di Kebun Raya Bogor, saya dan sepupu Bunyamin memakai pakaian serba baru. Begitu juga dengan Erwin, Adam, Edi, Siti, Nur, Fitri, Najat, dll. Semua berpakaian baru. Hanya sepatu saja yang tidak. Saya dan Bunyamin berdiri berdampingan dengan rambut khas sama-sama pirang. Menyanyikan lagu hymne guru dengan penuh makna. Air mata jatuh satu persatu. Membayangkan atas jasa beliau yang tiada pamrih. Tenaga, waktu dan pikirannya tercurahkan hanya untuk kesuksessan kami. Mendengarkan lagu hymne guru oleh paduan suara upacara bendera kemarin, mengisyaratkan kepada saya agar tetap semangat dalam mengajar. Mudah-mudahan. Insya Allah.

sumber : http://rumahseparuh.blogspot.com/2013/06/menghayati-profesi-guru-melalui-lagu.html

by : AGUS ARIYANTO ( 01 )