Jumat, 17 Desember 2010

Jasamu Guru

1 komentar:

Anonim mengatakan...

GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. MASIH RELEVANKAH?
(artikel dibuat untuk lomba mading internal Racana UIN MALIKI Malang)
Oleh: Sulfa Sholikha
Ungkapan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah sangat biasa didengungkan sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang profesor jenius, seorang musisi hebat, seorang presiden dianggap lahir oleh karena jasa guru. Sebab guru adalah seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Apresiasi terhadap peran guru masih sangat rendah pada zaman dahulu. Profil guru melulu dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal tersebut terdapat hubungan dengan masalah gaji guru pada saat itu yang dikatakan sangat rendah.
Apresiasi terhadap peran guru dikaitkan dengan gaji memang cukup relevan. Sebab pada saat itu, tugas guru tidaklah mudah seperti saat ini. namun gaji guru sangat kecil dibanding dengan gaji profesi-profesi lain.
Pada zaman sekarang, kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan profesi guru. Gaji guru bahkan disinyalir akan dinaikan sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraannya. Jika pada zaman dahulu guru dengan gaji rendah disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa, guru ikhlas mengajar meskipun gaji yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana dengan profil guru jaman sekarang yang diketahui memiliki gaji tinggi? Apakah dia masih disebut dengan “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan kesejahteraan guru oleh pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan agar profesionalitas guru meningkat. Hal tersebut berdasarkan asumsi bahwa jika guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan meningkat. Dugaan ini masuk akal, sebab teknologi pendidikan kini semakin canggih, pengembangan terhadap pendidikan itu sendiri juga dikembangkan untuk mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan tersebut tidak didukung dengan kompetensi guru yang memadai, maka pendidikan akan tertinggal dan semakin kurang mampu menciptakan generasi yang berkualitas.
Relevansinya adalah, jika guru bergaji rendah. Dan gaji tersebut hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, maka bagaimana cara seorang guru untuk meningkatkan profesionalitasnya? Sedangkan untuk meningkatkan profesionalitasnya guru juga butuh belajar. Dan untuk belajar, guru butuh sejumlah biaya. Contoh kecil, untuk meningkatkan pengetahuan yang relevan dan up to date, guru butuh membeli banyak buku, akrab dengan internet, mengikuti seminar-seminar dan lokakarya. Sedangkan untuk menjaga kesehatan agar tampil prima, guru perlu menjaga pola hidup sehat dengan gizi makanan seimbang dll. Untuk melakukan semua itu, tentu membutuhkan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dari wacana tersebut, jelaslah bahwa peningkatan gaji guru memang sebenarnya dilakukan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Setelah kita mengetahui bahwa peningkatan gaji guru bertujuan demikian, maka masih relevankah sandang “pahlawan tanpa tanda jasa” ini diberikan kepada guru? Jika berdasarkan wacana di atas, bahwa peningkatan gaji guru sebagai upaya peningkatan profesionalitasnya, maka sandang tersebut tentu masih relevan. Tapi bagaimana menurut anda????????.... ^_^

Sumber : http://culpur.blogspot.com/2012/02/guru-sebagai-pahlawan-tanpa-tanda-jasa.html

by : irpan ( 12 )