A. HAKEKAT ASESMEN ALTERNATIF
Asesmen alternatif tidak dipersiapkan sebagai pengganti tes obyektif buatan guru tetapi diharapkan dapat membantu meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, jadi asesmen alternatif harus mampu menghilangkan berbagai kelemahan tes.
1. Perlunya Penilaian Alternatif
Kurikulum berkembang pesat mengikuti perkembangan tuntutan zaman. Demikian juga pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dasar, sehingga sistem pembelajaran tentunya juga menuntut pula adanya perkembangan dalam pemilihan jenis setrategi, metode, media maupun sistem penilaian. Sistem penilaian sangat terkait dengan strategi pembelajaran yang digunakan. Guru mengajarkan sains kepada siswa melalui pemecahan masalah, inquiry, keterampilan proses, atau kooperatif. Strategi pembelajaran ini tentunya menentukan siswa aktif, kreatif, kritis sehingga mampu mengembangkan kemampuan nalar agar terjadi integrasi antar materi, pendekatan dan objek yang dipelajari.
Kompetensi yang ditunjukkan siswa sangat bervariasi, seperti dapat menjawab pertanyaan, menulis laporan, menanam dalam pot, mengukur volume air dan sebagainya, maka alat ukur yang digunakan juga berbeda-beda sesuai dengan apa tujuan yang akan diukur.
Ada berbagai jenis asesmen seperti asesmen alternatif, asesmen tradisional, asesmen kinerja maupun asemen yang lainnya. Asesmen ini mempunyai karakter terendiri yang membedakan satu dengan lainnya. Menurut Karim (2004) ada beberapa karakteristik asesmen alternatif yaitu : (1) meminta siswa untuk melakukan (ferform), menciptakan, menghasilkan, atau mengerjakan sesuatu, (2) menuntut siswa untuk berfikir tingkat tinggi, (3) menuntut keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau diberikan kebebasan untuk memecahkan masalah, (4) menuntut penerapan dalam kehidupan sehari-hari, (5) dalam penyekoran dilakukan oleh manusia dan bukan mesin, (6) menuntut peranan pembelajaran yang baru bagi guru, (7) menuntut peranan asesmen yang baru bagi guru, (8) menekankan pentingnya pengujian proses dan hasil belajar, (9) mendorong guru untuk pindah dari tugas yang hanya membutuhkan satu jawaban ke tugas-tugas yang memiliki lebih dari satu jawaban benar, (10) menantang siswa untuk menyelidiki bebereapa kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, dan (11) menantang siswa untuk menarik kesimpulan sendiri terhadap suatu tugas atau problem yang dihadapi.
Asesmen alternatif menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga dapat mengembangkan instrumen untuk mengukur kemampuan siswa dengan cara yang lebih baik. Menurut Hart (1994) kalau guru mengubah cara mengases siswa, maka guru juga akan mengubah bagaimana dia mengajar dan bagaimana siswa belajar. Perubahan ini tidak hanya penting untuk peningkatan pendidikan, tetapi juga penting bagi siswa, guru, dan orang tua. Berikut diuraikan arah perkembangan asesmen seperti tercantum pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 : Arah Pengembangan Asesmen
No Kurang menekankan pada Lebih menekankan pada
1. Mengakses apa yang mudah diukur Mengakses apa yang paling memiliki nilai
2. Mengakses sebagian pengetahuan diskrit Mengakses pengetahuan yang tersetruktur baik dan kaya
3. Mengakses pengetahuan ilmiah Mengakses pemahaman dan penalaran ilmiah
4. Mengakses untuk mempelajari apa yang tidak diketahui siswa Mengakses untik mempelajari apa yang dipahami siswa
5. Mengakses hanya hasil belajar Mengakses hasil belajar dan kesempatan untuk belajar
6. Asesmen akhir unit atau bab oleh guru Siswa terlibat dalam asesmen berkelanjutan tentan pekerjaan dan temannya
7. Mengembangkan sesmen eksternal hanya oleh ahli pengukuran Guru terlibat dalam pengembangan asesmen eksternal dan asesmen berbasis sekolah
2. Tipe-Tipe Penilaian Alternatif
Menurut definisi yang dikembangkan oleh McGraw-Hill School Division (2000), asesmen alternatif adalah asesmen yang tidak melibatkan suatu tes baku (butir-butir tradisional). Telah dipahami bahwa asesmen alternatif merupakan asesmen yang tidak lazim digunakan dalam penilaian siswa di kelas. Ada banyak jenis asesmen alternatif, menurut McGraw-Hill School Division (dalam Ibrahim, 2003), macam asesmen alternatif antara lain :
1. Observasi dan mengajukan pertanyaan
Melalui pertanyaan dapat mengetahui bagaimana siswa berpikir dan sekaligus dapat mengetahui kemampuan siswa berkomunikasi. Dengan mengamati, mendengar, mengajukan pertanyan yang benar dan mengevaluasi respon siswa, akan memberikan informasi bagaimana siswa membuat hubungan dari apa yang mereka ketahui.
Ada beberapa macam cara dalam mengajukan pertanyaan, tiper pertanyaan yang paling baik diajukan kepada siswa untuk mengakses pengetahuan mereka adalah pertanyaan ujung terbuka. Pertanyaan merupakan bagian integral dari proses pengajaran. Fakta menunjukkan bahwa pengamatan seringkali merupakan hasil dari pengajuan pertanyaan yang benar. Pertanyaan dapat diarahkan kepada siswa secara individu.
2. Jurnal
Menurut Susilo (2004) jurnal belajar adalah tulisan yang dibuat siswa untuk mencatat apa yang telah dipelajarinya. Pendapat lain menyatakan jurnal adalah rekaman tertulis tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa. Membuat jurnal adalah cara yang paling baik untuk siswa berpraktik dan meningkatkan kemampuan menulis mereka karena jurnal membantu siswa memiliki sikap selalu menuliskan apa yang dikerjakan.
Didalam jurnal dapat digunakan untuk menulis pertanyaan, kesuksesan, pemikiran, maupun rasa frustasi. Berikut kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengisi jurnal menurut Moore (1994) :
1) Memulai pertemuan di kelasatau melalui diskusi
2) Meringkas pembelajaran
3) Interupsi/memfokuskan kembali diskusi kelas
4) Menanyakan persetujuan atau suatu pernyataan
5) Mendiskusikan bagaimana pembelajaran hari ini berkait dengan topik-topik lain,
6) Merespon suatu tugas,
7) Meningkatkan konsentrasi siswa
8) Mencek kesiapan/pendapat siswa
9) Mencatat hasil kerja laboratorium
Dalam menggunakan jurnal belajar awalnya memang tidak mudah karena siswa belum terbiasa, mungkin tidak merespon, menulis sesukanya, enggan menulis awal, tetapi perlu mengatur strategi dengan mempertimbangkan waktu, kondisi siswa/kelas, materi pembelajaran, dan komponen-komponen pembelajaran lainnya.
Tabel 2 : Format Penilaian Proses Belajar dengan menggunaan jurnal belajar
No Elemen Yang Dininai Skor maksimal Penilaian
Siswa Guru
1 Semua aspek disampaikan/ditulis lengkap 10
2 Penulisan dengan kalimat uang jelas dan lengkap 10
3 Penyampaian ide secara jelas 10
4 Pertanyaan dikemukakan dengan rinci 10
5 Hasil pengamatan atau pemikiran diungkapkan dengan jelas 10
6 Penyampaian refleksi menggambarkan pemikiran kemajuan belajar 10
7 Mengomentari pembelajaran dengan benar 10
8 Penyimpulan materi pembelajaran dengan baik dan benar 10
9 Ilustrasi penyampaian materi dengan baik dan benar 10
10 Secara keseluruhan lengkap, sistematis dan menarik 10
Jumlah 100
3. Proyek dan Investigasi
Penelitian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam episode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasikan, penglolaan dan penyajian data. Sebenarnya kegiatan seperti ini dapat dikatagorikan sebagai proyek dan investigasi yang dilakukan sisa. Dalam melakukan kegiatan ini dapat melibatkan siswa secara individu atau kelompok kecil dua sampai empat anak dalam satu kelompok, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas dua sampai tiga minggu.
Kegiatan proyek adalah cara yang amat baik untuk melibatkan siswa dalam pemecahan masalah karena bersifat sangat ilmiah apabila ditunjang dengan kegiatan yang berhubungan dengan dunia nyata. Proyek dapat melibatkan siswa secara aktif dan menemukan situasi baru yang dapat mendorong siswa menemukan suatu masalah sehingga dapat menentukan mereka merumuskan hipotesis yag membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.
Proyek dinilai pada berbagai konteks untuk berbagai tujuan, dan penilaian formatif dan diagnostik berupa tugas bersama hingga penilaian sumatif berupa penilaian individu. Melalui proyek juga dapat dilakukan penilaian keterampilan tertentu maupun pengetahuan di dalam konteks yang memerlukan aplikasi dari keterampilan yang lebih umum (Proses, proyek, dan produk akhir). Adapun manfaat dari kerja proyek adalah untuk menilai kemampuan siswa pada waktu melakukan kerja individu maupun kerja kelompok. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
a. Kemampuan pengelolaan, kemampuan peserta didik alam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relavansi, kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Contoh Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Sains
Nama Proyek : Pertumbuhan Kecambah
Alokasi Waktu : Satu Semester
Nama Siswa : . . . . . . . . .
Kelas : . . . .
No Aspek* Skor (1-5)**
1 Perencanaan
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 Laporan Proyek
a. Perporma
b. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah
** Skor diberikan kepada peserta didik tegantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
4. Evaluas Diri Siswa
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Peran peninaian diri menjadi penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke siswa yang berdasarkan pada konsep belajar mandiri. Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya :
a. Penilaian langsung dan spesifik;
b. Penilaian tidak langsung dan holistik;
c. Penilaian sosio-efektif.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadain seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain :
a. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik,
b. Peserta didik menyadari kekuatan dan kelembahan dirinya,
c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untk jujur.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif, untuk itu penilaian diri oleh beberapa peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penlaian diri;
b) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai;
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, berupa pedoman penskroran, daftar tanda cek, atau skala penilaian;
e) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri;
f) Guru mengkaji hasil penilaian;
g) Lakukan tindakan lanjutan.
Contoh Penilaian Diri
Mata Pelajaran : Matematika
Aspek : Kognitif
Alokasi Waktu : Satu Semester
Nama Siswa : . . . . . . . . .
Kelas : . . . .
No Standar Kompetensi/komptensi dasar Tanggapan Ket.
1 0
1 Aljarbar
a. Menggunakan aturan pangkat
b. Menggunakan aturan akar
c. Menggunakan aturan logaritma
d. Memanipulasi aljabar
2 Dst
Dalam penilaian diri terdapat tiga proses regulasi diri yaitu :
1. Siswa melakukan observasi sendii yang berfokus pada aspek kinerja yang relevan dengan tujuan dan standar keberhasilan.
2. Siswa mempertimbangkan sendiri dan menentukan tujuan khusus dan umum yang akan dicapai.
3. Siswa melakukan reaksi diri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan, dan menghayati keberhasilan/kemajuan sebagai bahan refleksi diri.
Tabel 3 : Lembar Evaluasi Diri Siswa
No Aspek yang dinilai Skor
maksimal Siswa Guru
1 Kemampuan siswa mengemukakan ide 15
2 Kejujuran mengemukakan fakta 20
3 Kemampuan merefleksi diri 10
4 Mengidentifikasi kemajuan diri 20
5 Mendeskripsikan hasil temuan 20
5. Wawancara dan Konferensi
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan untuk memperoleh bahan atau informasi yang dilaksanakan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang ditentukan. Melalui wawancara dan konferensi memberi peluang bagi guru dan siswa untuk bertemu bersama untuk mendiskusikan berbagai permasalahan dalam pembelajaran.
Jenis wawancara dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
1) Wawancara dengan pertanyaan terstruktur dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan satu topik tertentu yang telah disediakan pewawancara dan jawaban tinggal dikelompokan kepada kemungkinan jawaban yang telah tersedia.
2) Wawancara tidak tersetruktur adalah wawancara dimana pertanyaan yang disediakan memberi kebebasan interviewee untuk menjawab atau mengemukakan pendapat.
Konferensi adalah diskusi tidak formal yang melibatkan guru dengan seorang siswa. Beberapa saran yang bermanfaat untuk melaksanakan wawancara dan konferensi : 1) siaplah dengan pertanyaan; 2) Tempatkan siswa dalam keadaan santai; 3) jelaskan bahwa anda akan mencari hasil berfikir kreatif; 4) ajukan masalah; 5) buatlah catatan; 6) jadilah pendengar yang baik.
B. ASESMEN KINERJA
1. Asesmen Konvensional dan Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja disebut juga dengan asesmen pembuatan (unjuk kerja). Asesmen kinerja dilakukan untuk menilai tugas-tugas yang dilakukan oleh siswa. Menurut Habbard (1995) tugas-tugas kinerja menghendaki : (1) penerapan konsep-konsep dan informasi penunjang yang penting lainnya; (2) budaya kerja yang penting bagi studi atau kerja ilmiah; (3) literasi sains (penampakan ketidakbuatan ilmiah). Asesmen kinerja pada dasarnya adalah asesmen autentik karena dalam asesmen siswa dituntut untuk mendemonstrasi inkuiri ilmiah mereka.
Jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian kinerja beberapa penekan, yaitu :
Tabel 4 : Perbandingan antara asesmen kinerja dengan tes konvensional
No Asesmen Kinerja Tes Konvensional
1 Mementingkan kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan Lebih mengutamakan pemahaman konsep siswa.
2 Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat diguakan berulang- ulang pada siswa yang sama atau siswa baru. Membutuhkan waktu yang untuk pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk siwa dengan jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok siswa.
3 Memungkinan untuk mendiaknosis dan meremidiasi kinerja siswa dan memata-kan kemajuan siswa sepanjang waktu. Memungkinkan untuk mendiaknosis dan meremdiasi kinerja siswa tetapi hanya untuk soal urutan terbuka (open ended)
4 Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja siswa Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran
2. Permasalahan dalam Merancang dan Menggunakan “Performance Assesment”
a. Validitas
Validitas pada dasarnya adalah kemampuan alat ukur untuk daat mengukur apa yang seharusnya diukur. Kualitas validitas alat ukur ini sangat penting untuk diperhatikan oleh para guru dalam dunia pendidikan.
Karakteristik dan kompleksitas (complexity) dari performance asesment biasanya menimbulkan masalah dalam pengumpulan data untuk membuktikan validitaas (validity evidence) tidak seperti dalam pengembangan tes pilihan ganda. Kompleksnya tugas dan kemampuan yang akan diukur dalam performance asesment dapat menimbulkan masalah dalam penskoran dan keterwakilannya domain yang hendak diukur.
b. Reliabilitas
Reliabilitas artinya konsistensi skor hasil pengukuran. Suatu instrumen yang reliabel akan menghasilkan skor yang relatif sama apabila digunakan secara berulang-ulang pada orang yang sama dan pada waktu yang relatif sama.
Pertanyaan kunci tentang reliabilitas adalah sampai sejauh mana skor siswa dapat merefleksikan kemampuan siswa yang sebenarnya (true Ability) dan bukan akibat dari kesalahan pengukuran. Tujuan dari pengembang tes adalah mendeasin penulisan, membuat kondisi pelaksanaan tes dan penskorannya tidak terhambat pada situasi yang tidak berkembang dengan kemampuan yang hendiak diukur.
c. Fairness
Toga permasalahan dalam pelaksanaan performance assesment yang berkaitan dengan ‘fairness’ yaitu (1) perbandingan dalam penulisan, (2) ketersediaan alt yang diperlukan, dan (3) kesempatan untuk belajar dan berlatih. Setiap tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa harus mempertimbangkan bahwa setiap siswa mempunyai akses sama dalam menggunakan alat-alat dibutuhkan dalam mengerjakan tugas dalam tes. Agar mendapatkan alat evaluasi yang balid tugas-tugas kinerja harus memiliki kriteria berikut : (1) memutuskan pada elemen-elemen pengajaran yang penting, (2) sesuai dengan isi kurikulum yang diau, (3) melibatkan siswa, (4) mengaktifkan kemauan siswa untuk bekerja, (5) layak dan pantas untuk seluruh siswa, (6) ada keseimbangan antara kerja kelompok dan kerja individu, (7) tersetruktur antara kerja untuk memudahkan pemahaman, (8) memiliki proses dan produk yang autentik, (9) memasukkan penilaian diri, dan (10) memungkinkan umpan balik dari orang lain.
3. Implementasi Asesmen Kinerja
Komponen permata asesmen kinerja adalah tersedianya tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa. Agar mendapatkan alat evaluasi yang valid, tugas-tugas kinerja harus memiliki kriteria berikut : (1) Memusatkan pada elemen-elemen pengajaran yang penting, (2) sesuai dengan isi kurikulum yang diacu, (3) mengintegrasikan infromasi, konsep, keterampilan dan kebiasaan kerja, (4) melibatkan siswa, (5) mengaktigkan kemampuasi siswa, (6) layak dan pantau suntuk selueuh siswa, (7) ada keseimbangan antara kerja kelompok dan kerja individu, (8) terstruktur dengan baik untuk memudahkan pemahaman, (9) memiliki produk yang autentik (dunia nyata) , (10) memiliki proses yang autentik, (11) memasukkan penilaian diri, dan (12) memungkinkan umpan balik dan orang lain (Nur dalam ibrahim, 2002).
4. Langkah-langkah Implementasi Asesmen Kinerja
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara lain :
a. Identifikasi peilaku kemampuan-kemampuan yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik.
b. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampu spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas menghasilkan akhir yang terbaik.
c. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
e. Urutan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
f. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
5. Metode dan Contoh Menilai “penilaian Kinerja”
Meminimumkan faktor subjektifitas dan memaksimumkan faktor keadilan dalam menilai atau menskor kemampuan keterampilan dan kemampuan kinerja peserta tes, biasanya orang yang menilai atau menskor kemampuan keterampialn atau kemampuan kinerja jumlahnya lebih dari satu orang sehingga diharapkan hasil penilaian mereka menjadi lebih valid dan reliabel.
6. Rublik
Rublik adalah suatu pedoman penskoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran (proficiency) siswa dalam mengerjakan tugas. Rublik juga digunakan untuk menilai pekerjaan siswa, apabila dua orang guru atau lebih sedang menilai jenis pekerjaan yang sama. Maka penggunaan rublik yang sama membantu mereka memandang produk itu dengan cara yang sama. Ada beberapa cara untuk menilai tingkat kemahiran siswa yaitu : (1) Rublik dengan daftar cek, dan (2) Rublik dengan skala penilaian.
C. PORTOFOLIO
1. Pengertian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa.
2. Keuntungan Menggunakan Portofolio
Keuntungan penggunaan portofolio sebagai alat asesmen adalah sebagai berikut :
a. Membantu memberikan potret yang lengkap tentang kemampuan ilmiah dan pertumbuhan siswa.
b. Meliput asesmen terhadap proses dan mencakup juga evaluasi diri.
c. Melibatkan siswa dalam tugas-tugas autentik.
d. Memotivasi siswa belajar.
e. Merupakan alat yang efektif untuk guru dan orang tua untuk mengkomunikasikan apa yang dikerjakan siswa
Sedangkan menurut Grounlund (1998 :154), portofolio memiliki beberapa keuntunganm antara lain sebagai berikut :
a. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.
b. Penekanan pada hasi pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.
c. Membandingkan pekerjaan sekarang dengn yang lalu memberikan motivasi yang leih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain.
d. Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.
e. Memberikan kesempatan iswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu.
f. Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan lainnya siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan yang lainnya.
Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan lainnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Carter (1995:184) berikut ini:
a. Mendemonstrasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
b. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
c. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
d. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Perlu diketahui perbedaan luaran menggunakan tes trandar dan portofolio, seperti yang dikemukakan oleh Popham (1995) yaitu :
Tabel 5 : Perbedaan luaran Asesmen antara portofolio dengan tes Standar
No Portofolio Tes Standar
1 Menggambarkan hubungan antar membaca dan menulis siswa. Menilai siswa terbatas pada tugas menulis dan membaca yang mungkin siswa tidak mempunyai hubungan
2 Meminta siswa untuk menilai progres atau kemajuan dan atau kecakapan dan menentuan tujuan pembelajaran yang terus menerus. Secara mekanis diskor atau dinilai oleh guru yang mempunyai sedikit informasi
3 Mengukur prestasi setiap siswa dengan memperhitungkan perbedaan individu siswa. Menilai siswa pada dimensi yang sama
4 Mengembangkan pendekatan kolaborasi dalam penilaian Penilaian bukanlah proses yang kaloboratif
5 Mempunyai tujuan ‘student self- assesment’ Penilaian siswa bukanlah tujuan
6 Perkembangan, usaha dan prestasi siswa Menekankan pada prestasi saja
7 Keterpaduan antara asesmen dan pembelajaran Asesmen dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang terpisah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah antara lain : (1) karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri, (2) saling percara antara guru dan peserta didik, (3) kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik, (4) milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru, (5) kepuasan, (6) kesesuaian, (7) penilaian proses dan hasil, (8) Penilaian dan pembelajaran.
3. Bentuk-Bentuk Portofolio
Ada tiga macam portofolio, yaitu :
1) Portopolio perkembangan, adalah portofolio yang sengaja dikumpulkan untuk melihat perkembangan siswa dalam area tertentu.
2) Portofolio pamer, adalah hasil kerja terbaik iswa yang bertujuan untuk dipamerkan ada saat tertentu seperti misalnya disaat sekolah melakukan pertemuan dengan orang tua, pameran, dan sebagainya.
3) Portofolio komprehensif adalah portofolio keseluruhan dan hasil karya siswa yang didokumentasikan menurut tujuan tertentu.
4. Penilaian Portofolio
Penggunaan portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah berikut :
a. Jeaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio tidak hanya merupakan kumpulan hasil karya peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga olej peserta didik sendiri;
b. Tentukan bersama peserta didik sampel-samel portofolio apa saja yang akan dibuat
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing disekolah.
d. Berikan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e. Sebaiknya tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio beserta pembobotannya bersama para peserta didik sebelum mereka membuat katyanya.
f. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.
g. Meminta peserta didik menilai karyanya serta berkesinambungan.
h. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
i. Bila perlu, jadwalnya pertemuan untuk membahas portofolio.
Kriteria pemecahan masalah dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja siswa dalam area berikut :
1) Pemahaman masalah.
2) Menggunakan berbagai strategi untuk membuat rencana pemecahan masalah
3) Dapat melaksanakan rencana menggunakan model atau teknologi
4) Pendekatan kreatif untuk masalah komplek.
Contoh kriteria mengevaluasi portofolio untuk peralatan :
a. Melaksanakan inkuiri
b. Mendokumentasikan hasil.
c. Menganalisis hasi
d. Mengkritisi ide dan prosedur
Contoh kriteria mengevaluasi portofolio yang lain :
1) Pengembangan sikap positif
2) Menggunaan evaluasi diri dan koreksi diri tentang kerjanya.
3) Interprestasi ide.
4) Teknologi.
5) Konsep dan prosedur
6) Kelompok kerja
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Asesmen alternatif tidak dipersiapkan sebagai pengganti tes obyektif buatan guru tetapi diharapkan dapat membantu meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, ada banyak jenis asesmen alternatif, antara lain adalah asesmen kinerja, observasi dan pertanyaan.
2. Dalam menerapkan asesmen kinerja perlu memperhatikan beberapa tahapan penilaian kinerja yang baik antara lain : 1) identifikasi semua langkah-langkah, 2) tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik, 3) usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, 4) definisikan dengan jelas kemampuan yang akan diukur, 5) urut kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati, 6) periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
3. Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa yang representatif menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dari waktu ke waktu. Menurut Paulson mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri. Ada tiga portofolio yaitu portofolio perkembangan, portofolio pamer, portofolio komprehensif.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, maka dapat disarankan beberapa hal berikut ini :
1. Mengingat arti penting aesment sebagai alat ukur, maka disarankan agar memperhatikan tahapan-tahapan penggunaan aesment sehingga hasil kerja yang diharapkan benar dan akurat.
2. Portofolio sebagai bagian dari aktivitas belajar siswa memerelukan waktu dan sumber belajar yang variatif sehingga disarankan agar memperhatikan jadwal pelaksanaan dan ketersediaan bahan belajar agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dan tuntas.
Lampiran 1Contoh Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Sains
Nama Proyek : Pertumbuhan Kecambah
Alokasi Waktu : Satu Semester
Nama Siswa : . . . . . . . . .
Kelas : . . . .
No Aspek* Skor (1-5)**
1 Perencanaan
c. Persiapan
d. Rumusan Judul
2 Pelaksanaan
f. Sistematika Penulisan
g. Keakuratan Sumber Data/Informasi
h. Kuantitas Sumber Data
i. Analisis Data
j. Penarikan Kesimpulan
3 Laporan Proyek
c. Perporma
d. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah
** Skor diberikan kepada peserta didik tegantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
Lampiran 2
Contoh Penilaian Diri
Mata Pelajaran : Matematika
Aspek : Kognitif
Alokasi Waktu : Satu Semester
Nama Siswa : . . . . . . . . .
Kelas : . . . .
No Standar Kompetensi/komptensi dasar Tanggapan Ket.
1 0
1 Aljarbar
e. Menggunakan aturan pangkat
f. Menggunakan aturan akar
g. Menggunakan aturan logaritma
h. Memanipulasi aljabar
2 Dst
Lampiran 3
Contoh format Penilaian Konsep Diri Siswa
No Pernyataan Alternatif
Ya Tidak
1 Saya tertarik waktu membahas tentang perkembangan penyusunan sistem periodik.
2 Saya dapat merasakan manfaat belajar unsur dengan segala keunikan sifatnya.
3 Saya yakin banyak unsur yang sangat bermanfaat yang belum saya ketahui.
4 Belajar mengenal unsur-unsur menambah keyakinan saya terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
5 Belajar mengenal unsur-unsur sangat menarik, karena langsung dapat saya amati.
6 Saya tertarik membahasi sifat-sifat unsur dan kereraturan sifatnya
7 Saya…….dst
Lampiral 4
Contoh instrumen Penilaian Berpidato
Instrumen penilaian berpidato dengan menggunakan nomerical Rating Scale
Nama :……………………………
Petunjuk :
Untuk setiap kemampuan berilah lingkaran pada nomor.
1. Bila siswa elalu melakukan
2. Bila kadang-kadang
3. Bila jarang, dan
4. Bila tidak pernah
I. Ekspresi
A. Berdiri tegak milihat pada penonton
1 2 3 4
B. Merubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan
1 2 3 4
Instrumen penilaian berpidato dengan menggunakan Grafik Rating Scale
Nama :……………………………
Petunjuk :
Tulislah pada garis dimana kemampuan siswa teramati padawaktu berpidato.
I. Ekspresi Fisik
A. Berdiri tegak melihat penonton
Sesuai kadang-kadang jarang tidak pernah
B. Merubah ekspresi wajah sesuai dengan pernyataan yang disajikan
Sesuai kadang-kadang jarang tidak pernah
Lampiran 5
Contoh Format untuk menulis komentar Portofolio siswa
Asesmen Portofolio
Siswa : ___________________________
Guru : ___________________________
Tanggal : ___________________________
Konsep, Prosedur, keterampilan proses yang dieksplorasi]
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Pertumbuhan pemahaman
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Kerja tidak selesai, atau pekerjaan perlu perbaikan :
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Asesmen Dari : ____________________________________________________
Kerja pemecahan masalah : ___________________________________________
Penalaran dan berpikir kritis : _________________________________________
Penggunaan bahasa : ________________________________________________
Lain-Lain : ________________________________________________________
Lampiran 6
Contoh Penilaian Portofolio
No SK/KD Periode Aspek yang dinilai ket
Tata bahasa Kosa kata Kelengkapan gagasan Sistematika penulisa
1 Menulis karangan deskripsi
2 Membuat resensi buku
Lampiran 7
Contoh penilaian portofolio
http://www.ilmukami.co.cc/2010/12/instrumen-non-tes.html
Jumat, 04 Maret 2011
INSTRUMEN NON TES
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar