Selasa, 17 Mei 2011

Stalagtit dan Stalagmit

Stalagtit dan stalagmit yang sering kita jumpai di goa-goa berasal dari senyawa CaCO3 dengan persamaan reaksi :

Ca(HCO3)2 (l) ----> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

Ca(HCO3)2 berupa air yang merembes ke dalam tanah.

Stalagtit adalah batu kapur yang tumbuh dari bagian atas goa menuju ke dasar goa, sedangkan stalagmit tumbuh menjulang dari dasar goa ke atas.

Ca(HCO3)2 yang merembes ke tanah menetes ke dasar goa dan terurai menjadi CaCO3, H2O dan CO2. Ca(HCO3)2 teruuuss menetes dan mengakibatkan penumpukan CaCO3 (CaCO3 mengendap). Nah, penumpukan CaCO3 inilah yang nantinya tumbuh sebagai stalagmit. Sedangkan stalagtit muncul karena Ca(HCO3)2 sudah terurai terlebih dahulu sebelum menetes ke dasar goa sehingga terjadi penumpukan CaCO3 di atap goa.

Stalagtit dan stalagmit yang tumbuh di dalam goa umunya berwarna putih. Hal ini dikarenakan pengaruh atom Ca dalam CaCO3. Atom Ca yang tidak memiliki orbital d tidak memberikan warna yang khas / hanya putih saja.

Harusnya Stalagtit dan Stalagmit ga boleh disentuh lho.....!!
Senyawa CaCO3 membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadi stalagtit dan stalagmit. Bila kita menyentuh stalagtit atau stalagmit dengan tangan kita sama saja kita menghancurkan karya indah itu. Why??
Tangan kita didominasi oleh zat asam, jadi ketika tangan kita menyentuh stalagtit atau stalagmit terjadi reaksi berikut ini :

CaCO3 (s) + H+ (aq) ----> HCO3- (aq) + Ca 2+ (aq)

Reaksi tersebut membebaskan ion kalsium, sehingga otomatically konsentrasi ion Ca 2+ dalam stalagtit maupun stalagmit berkurang. Dengan kata lain, kita bisa jadi penghambat pertumbuhan stalagtit maupun stalagmit sekalipun kita hanya menyentuhnya karena menyentuhnya berarti mengurangi kadar Ca 2+ dalam stalagtit atau stalagmit itu
http://fitriachemistry.blogspot.com/2010/04/stalagtit-dan-stalagmit.html

Tidak ada komentar: