Minggu, 06 Maret 2011

Hukum Raoult's

Francois M Raoult (1830-1901) mempelajari sifat-sifat tekanan uap larutan yang mengandung zat pelarut yang bersifat nonvolatile. Secara terperinci dia menyatakan bahwa :

“tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut”

Secara matematis ditulis sebagai:
Plarutan= Xterlarut . Ppelarut
Dimana
Plarutan = tekanan uap larutan
Xterlarut = fraksi mol zat terlarut
Ppelarut = tekanan uap pelarut murni
Persamaan Raoult diatas apabila kita perhatikan merupakan persamaan linear dalam bentuk y = mx, dimana y = Plarutan, m = Ppelarut, dan x = Xterlarut, sehingga apabila kita membuat grafik persamaan Raoult antara tekanan uap larutan dengan fraksi mol zat terlarut akan diperoleh garis lurus seperti gambar:


Slope atau gradient garis akan sama dengan tekanan uap pelarut. Jadi apabila kita mempunyai data antara tekanan uap larutan dengan fraksi mol zat terlarut kita bisa mengethaui tekanan uap pelarutnya dengan mencari gradient garis.
Rumus Raoult sangat penting untuk mempelajari sifat karakteristik fisik dari larutan, seperti menghitung jumlah molekul dan memprediksikan masa molar sutau zat (Mr).

Dalam larutan ideal, semua kompenen ( pelarut dan zat terlarut ) mengikuti hukum Raoult pada seluruh selang konsentrasi. Larutan benzena dan toluena adalah larutan ideal. Dalam semua larutan encer yang tak mempunyai interaksi kimia diantara komponen-komponenya, hukum Raoult berlaku bagi pelarut, baik ideal maupun tak ideal. Tetapi hukum Raoult tak berlaku pada zat terlarut pada larutan tak ideal encer. Perbedaan ini bersumber pada kenyataan: molekul-molekul pelarut yang luar biasa banyaknya. Hal ini menyebabkan lingkungan molekul terlarut sanagt berbeda dalam lingkungan pelarut murni. Zat terlarut dalam larutan tak ideal encer mengikuti hukum Henry, bukan Hukum Raoult ( Petrucci, 1992 ).
Larutan ideal adalah larutan yang gaya tarik menarik molekul-molekul komponennya sama dengan gaya tarik menarik anatara molekul dari masing-masing komponennya. Jadi, bila larutan zat A dan B bersifat ideal, maka gaya tarik antara molekul A dan B, sama dengan gaya tarik antara molekul A dan A atau antara B dan B ( Sukardjo, 1990 ).
Bila dua cairan bercampur maka ruang diatasnya berisi uap kedua cairan tersebut. Tekanan uap jenuh masing-masing komponen ( poi ) di ruangan itu lebih kecil daripada tekanan uap jenuh cairan murni ( poi ), karena permukaan larutan diisi oleh dua jenis zat sehingga peluang tiap komponen untuk menguap berkurang. Peluang itu setara dengan fraksi molnya masing-masing ( xi ) ( Syukri, 1999 ).
Jika dua macam cairan dicampur dan tekanan uap parsialnya masing-masing diukur, maka menurut hukum Raoult untuk tekanan uap parsial A berlaku :
PA = XA PoA
Sedangkan untuk tekanan uap parsial B berlaku :
PB = XB PoB
PoA = tekanan uap A ( yaitu cairan murni )
PoB = tekanan uap B
XA =
XB =
XA dan XB disebut fraksi mol.
Jumlah tekanan uap (P) menurut hukum Dalton adalah:
P = PA + PB
( Anonim, 2006 ).
Hukum Raolut secara umum didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap komponen dalam larutan yang sama dengan hasil kali fugasitasnya dam keadaan murni pada temperatur dan tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan tersebut ( Dogra, 1990 ).
Penyimpangan Hukum Raoult terjadi karena perbedaan interakasi antara partikel sejenis dengan yang tak sejenis. Misalnya campuran A dan B, jika daya tarik A- B lebih besar dari A-A atau B-B, maka kecenderungan bercampur lebih besar, akibatnya jumlah tekanan uap kedua kedua zat lebih kecil daripada larutan ideal disebut penyimpangan negatif. Penyimpangan positif terjadi bila daya tarik A-B lebih kecil daripada daya tarik A-A dan B-B, akibatnya tekanan uapnya menjadi lebih besar dari larutan ideal. Sifat suatu larutan mendekati sifat pelarutnya jika jumlahnya lebih besar. Akan tetapi larutan dua macam cairan dapat berkomposisi tanpa batas, karena saling melarutkan. Kedua cairan dapat sebagai pelarut atau sebagai zat terlarut tergantung pada komposisinya ( Syukri,1999).

http://www.susilochem04.co.cc/2011/03/hukum-raoults.html

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Dalam sebuah larutan, beberapa molekul yang berenergi besar dapat menggunakan energinya untuk mengalahkan daya tarik intermolekuler permukaan cairan dan melepaskan diri untuk kemudian menjadi uap.[4] Semakin kecil daya intermolekuler, semakin banyak molekul yang dapat melepaskan diri pada suhu tertentu.[4] Pada suhu tertentu, sebagian dari molekul-molekul yang ada akan mempunyai energi yang cukup untuk melepaskan diri dari permukaan larutan.[4]
Pada sebuah campuran ideal dari kedua larutan tersebut, kecenderungan dari dua macam molekul di dalamnya untuk melepaskan diri tidak berubah.[4] Jadi, apabila proporsi dari tiap jenis molekul yang melepaskan diri tetap sama maka hanya ada separuh dari tiap jenis molekul yang dapat melepaskan diri dari campuran larutan pada suatu waktu tertentu.[4] Apabila komposisi tersebut berubah, kecenderungan molekul untuk melepaskan diri juga akan berubah.[4] Oleh karena itu, campuran yang disebut larutan ideal biasanya adalah campuran dua jenis zat yang memiliki besar molekul yang hampir sama dan mempunyai daya tarik Van der Waals yang sama.[4] Namun besar molekul keduanya tidak persis sama sehingga walaupun campuran ini mendekati campuran ideal, tetap saja bukan merupakan campuran ideal.[4]
Campuran ideal dari dua larutan akan mempunyai energi entalpi sebesar nol.[4] Jadi, apabila suhu campuran naik atau turun pada saat keduanya dicampur berarti campuran tersebut bukan campuran ideal.[4]
[sunting]


MAKBAD JAUHANI SAWUNGRANA
XI IPA 2

Anonim mengatakan...

Dalam sebuah larutan, beberapa molekul yang berenergi besar dapat menggunakan energinya untuk mengalahkan daya tarik intermolekuler permukaan cairan dan melepaskan diri untuk kemudian menjadi uap.[4] Semakin kecil daya intermolekuler, semakin banyak molekul yang dapat melepaskan diri pada suhu tertentu.[4] Pada suhu tertentu, sebagian dari molekul-molekul yang ada akan mempunyai energi yang cukup untuk melepaskan diri dari permukaan larutan.[4]
Pada sebuah campuran ideal dari kedua larutan tersebut, kecenderungan dari dua macam molekul di dalamnya untuk melepaskan diri tidak berubah.[4] Jadi, apabila proporsi dari tiap jenis molekul yang melepaskan diri tetap sama maka hanya ada separuh dari tiap jenis molekul yang dapat melepaskan diri dari campuran larutan pada suatu waktu tertentu.[4] Apabila komposisi tersebut berubah, kecenderungan molekul untuk melepaskan diri juga akan berubah.[4] Oleh karena itu, campuran yang disebut larutan ideal biasanya adalah campuran dua jenis zat yang memiliki besar molekul yang hampir sama dan mempunyai daya tarik Van der Waals yang sama.[4] Namun besar molekul keduanya tidak persis sama sehingga walaupun campuran ini mendekati campuran ideal, tetap saja bukan merupakan campuran ideal.[4]
Campuran ideal dari dua larutan akan mempunyai energi entalpi sebesar nol.[4] Jadi, apabila suhu campuran naik atau turun pada saat keduanya dicampur berarti campuran tersebut bukan campuran ideal.[4]
[sunting]

MAKBAD JAUHANI SAWUNGRANA
XI IPA 2