Sabtu, 26 Maret 2011

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

A. PENGERTIAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk itu anda sebagai calon guru perlu melatih diri agar menguasai keterampilan tersebut.
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif (Hasibuan, 1986:64). Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton dan begitu saja. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.

B. ASPEK PENGGUNAAN VARIASI DALAM MENGAJAR
Dalam keterampilan mengadakan variasi proses belajar mengajar, pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga aspek penggunaan variasi sebagai berikut.
1. Variasi gaya mengajar
Agar anak tidak mengalami kebosanan dalam belajar maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajar. Dalam memberi gaya mengajar ini guru dapat melakukan dengan cara variasi suara, pemusatan perhatian (penekanan), kesenyapan, kontak pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi. Variasi gaya mengajar ini akan dijelaskan lebih lanjut.

2. Variasi penggunaan media dan bahan pengajaran
Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara lebih dulu, kemudian menulis di papan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit.
Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik. Menurut Faried (2009), media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni media yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain: variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Sejalan dengan penjelasan yang telah diungkapkan di atas, ada tiga variasi penggunaan media Menurut Syaiful Bahri Djamarah (dalam Abied, 2009), yaitu:
a. Media Pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, majalah dinding, film, film strip, TV, recorder, gambar grafik, dan lain-lain.
b. Variasi Media Dengar
Media dengar yang dapat dipakai adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c. Variasi Media Taktil
Variasi media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.
Dengan penggunaan media yang bervariasi tersebut dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar dan tentunya dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa pada saat penyampaian materi oleh guru. Maka dari itu penggunaan media dan bahan pengajaran harus lebih disiapkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

3. Variasi pola interaksi
Pola interaksi yang terjalin antara guru dengan siswanya merupakan kegiatan yang sering dijumpai dalam proses pengajaran. Guru yang baik adalah guru yang memberikan kesempatan anak didiknya untuk mengutarakan pendapatnya. Untuk merangsang siswa agar aktif untuk mengutarakan pendapat atau bertanya tersebut, perlu diadakan variasi pola interaksi antara guru dengan siswa.
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub (dalam Abied, 2009), yaitu:
a. Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru dimana guru berbicara kepada anak didik.
Diantara dua kutub itu banyak kemungkinan dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui pengajuan beberapa pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar anak didik dapat saling tukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
Menurut Yamin (2008:173), interaksi antara siswa dan guru adalah proses komunikasi yang dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan (message) kepada siswa. Interaksi yang dimaksud tidak terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen komunikator, komunikan, pasan, dan media. Keempat unsur ini akan melahirkan umpan balik yang disebut interaksi.

C. TUJUAN DAN MANFAAT
Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi.

D. PRINSIP PENGGUNAAN
1. Hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan.
2. Variasi hendaknya digunakan dengan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian dan mengganggu pelajaran.
3. Komponen mengadakan variasi tertentu sangat memerlukan susunan dan perencanaan yang baik.


E. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi gaya mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi. Variasi gaya mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang. Variasi pengalihan penggunaan indra dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Variasi pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa.
Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana.
1. Variasi Dalam Mengajar Guru
a. Penggunaan Variasi Suara
Perubahan suara dari kelas menjadi lemah, gembira menjadi sedih atau memberikan penekanan pada kata-kata tertentu.

b. Pemusatan Perhatian
Pemusatan perhatian pada hal yang penting pada hal yang penting dapat dilakukan guru dengan perkataan. “ Perhatikan baik-baik “dengar baik-baik ”nah, ini penting sekali, dsb. Biasanya cara pemusatan ini diikuti dengan isyarat menunjukkan kepapan tulis, dll.

c. Kesenyapan
Kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja guru selagi mengajar merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi. Dalam mengajukan pertanyaan guru menggunakan waktu tunggu atau kesenyapan memberikan kesempatan siswa berpikir.
d. Mengadakan Kontak Pandang
Jika berinteraksi dengan murid sebaiknya pandangan menjelajahi seisi kelas dan melihat murid-murid untuk menunjukan hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi seperti : membesarkan mata tnda tercegang.

e. Gerakan Badan Dan Mimik
Ekpresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam komunikasi. Ekpresi wajah misalnya tersenyum cemberut, mengerutkan dahi berjalan mendekati berdiri siap membantu dan lain-lain.

f. Penggantian Posisi Guru Dalam Kelas
Dimaksudkan berdiri di tengah, dapat didepan, belakang, bagian kiri, atau kanan kelas.yang perlu diingat hal ini dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan secara wajar.

2. Variasi Dalam Penggunaan Media Da Bahan Pengajaran
Media dan alat pengajaran, jika ditijau dari indra yang digunakan dapat digolongkan menjadi:
1. Yang dapat didengar
2. Yang dapat dilihat dan dirasa
3. Di bau (dicium) atau manipulasi
Pertukaran penggunaan dari jenis yang satu ke jenis yang lain misalnya dari media gambar ke tulisan di papan tulis mengharuskan anak menyesuaikan alat indranya sehingga lebih dapat mempertinggi perhatianya. Jenis variasi ini dapat digolongkan :
1. Variasi alat / bahan yang dapat dilihatar
Alat atau bahan yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat seperti : Gerafik, gambar dipapan tulis, film, tv, peta, poster.
2. Variasi alat / bahan yang dapat didengar
Variasi suara guru, dengan selingan suara rekaman, radio.
3. Variasi alat / bahan yang dapat diraba.
Dapat dimanipulasi dan digerakan, seperti: Patung, alat mainan, bintang hidup yang memungkinkan untuk dapat dimanipulasi / diraba.

3. Variasi Pola Interaksi Dan Kegiatan Siswa
Dengan mengubah pola interaksi ini guru dengan sendirinya mengubah kewgiatan belajar murid, tingkat dominasi guru, keterlibatan murid dll.
Seperti :
1. Siswa bekerja dalam kelompok kecil,
2. Tukar pendapat melalui diskusi,
3. Demonstrasi tanpa campur tangan guru
Pola interaksi guru dengan murid dngan kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegaiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Adapun jelis pola interaksi dapat digambarkan sebagai berikut
a. Pola Guru Murid
Komunikasi sebagai aksi (satu Arah)



b. Pola Guru – murid – guru
Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaktif antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)

c. Pola Guru- Murid – Murid
Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.

d. Pola guru – murid, murid – guru, murid – murid
Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).

e. Pola Lingkaran
Setiap siswa mendapat giliran mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
http://www.ilmukami.co.cc/2011/01/keterampilan-mengadakan-variasi_27.html

Tidak ada komentar: