Minggu, 20 Februari 2011

Salak

Buah salak adalah satu buah kegemaranku. Dulu menemukan buah salak yg enak dan tidak sepat sangat sulit. Yg paling enak adalah salak dari Besakih, Bali. Namun sayangnya, terkadang sering ketipu waktu belinya. Mulai dari timbangannya yg berkurang hingga rasanya dicampur dng salak jenis lain. Tapi sekarang banyak salak yg enak misalnya salak pondoh dan salak madu. Salak jenis terakhir susah didapat. Rasanya sangat manis tapi kecil. Harganya woowww selangit deh.

Sewaktu kecil, aku gak berani makan salak banyak2. Konon jika nakan salak banyak bisa menimbulkan sembelit. Tapi setelah tahu triknya, sudah tidak takut lagi makan salak banyak.

Triknya gampang yaitu salak dimakan berikut kulit ari yg membungkus daging buahnya. Menurut penelitian, selaput bening alias kulit ari pada salak berfungsi sebagai penawar getah penyebab feses mengeras.

Salak mengandung banyak getah dan serat. Namun utk memadatkan feses harus dikonsumsi banyak. Salak aman dimakan antara 2-3 biji perhari. Dengan catatan kulit arinya juga dimakan supaya tidak sembelit.

Salak juga banyak mengandung kalsium, kalium, natrium dan besi.
Karena kandungan zat besi ini, disarankan bagi penderita anemia utk mengkonsumsi salak sebagai alternatif penambah darah selain daging merah, hati dan bayam. Juga bagi wanita menjelang masa menstruasi, bagus juga untuk mengkonsumsi salak ini.

So, tunggu apa lagi. Mari kita konsumsi salak sebagai bagian dari makanan sehari-hari. Apalagi salak merupakan salah satu buah lokal yg tidak kenal musim.
http://murianiharsono.blogspot.com/2008/08/salak.html

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Ia dikenal juga sebagai sala (Min., Mak., Bug., [1] dan Thai). Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular.

palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak, melata dan beranak banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, sering bercabang, diameter 10-15 cm.
Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin.


Karangan bunga jantan.
Kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai menjadi serupa serabut. Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang masing-masing panjangnya antara 7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm.
Buah tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-3 cm panjangnya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Salak

wulandaru pujiadi
XI IPA 2