Minggu, 20 Februari 2011

Sejuta Pesona Wisata Kaliurang

Friday, 19 March 2010 11:02

Kaliurang berlokasi di Kabupaten Sleman, terletak di bukit kaki Gunung Merapi. Di daerah ini terdapat Gardu Pandang Merapi yang terletak 1.800 m di atas permukaan air laut. Untuk mencapai lokasi wisata beriklim sejuk ini, dari Kota Yogya kita bisa menempuhnya dalam waktu 45 menit dengan menggunakan mobil pribadi.


Gardu Pandang ini berfungsi sebagai tempat observasi secara manual mengenai kondisi fisik Gunung Merapi dan dari sini kita juga dapat melihat jalur lahar yang terkenal dengan sebutan Kali Boyong.


Ada saat-saat tertentu gardu ini digunakan sebagai tempat untuk melihat aliran awan panas saat merapi meletus. Satu di antara 18 bunker persembunyian penduduk setempat pada saat terjadi bencana terletak tak jauh dari bangunan bertingkat tiga bercat hijau ini. Sampai saat ini, Gardu Pandang ini digunakan sebagai tempat objek wisata untuk mengambil foto Gunung Merapi. Untuk bisa naik di atas gardu, anak-anak dikenakan biaya 500 rupiah dan dewasa dikenakan biaya 1.000 rupiah. Cukup murah.

Gua Jepang


Selain Gardu Pandang, di sekitar objek wisata ini kita juga bisa melihat beberapa peninggalan zaman penjajahan. Salah satunya adalah Gua Jepang yang dibangun sekitar tahun 1942 -1945 di Plawangan Turgo. Jarak dari gardu ke gua sekitar 2 km. Tiket masuk ke dalam lokasi gua adalah 2 ribu rupiah untuk turis lokal dan 20 ribu rupiah untuk turis mancanegara.


Jalan untuk mencapai gua tersebut sangat licin, menanjak dan berliku. Banyak lumut yang tumbuh di bebatuan. Tanaman paku tumbuh subur di kiri kanan jalur. Dari sisi ini, kita bisa melihat jurang yang berada di bawah. Cukup mengerikan namun inilah yang menjadi tantangan menarik dalam pendakian ini. Jika haus saat dalam perjalanan, ada 2 mata air yang siap menjadi tempat pelepas dahaga.


Setelah berjalan sekitar 1 km dari gerbang masuk, kita akan mencapai mulut gua pertama. Terdapat 22 gua di lokasi ini. Untuk masuk, kita membutuhkan senter yang disewakan oleh pihak objek wisata. Senter sangat dibutuhkan karena gua ini sangat gelap dan di jalannya terdapat bebatuan. Jika tidak hati-hati kita bisa tersandung. Gua yang terbentuk secara alami ini tak terlalu panjang, hanya masuk sekitar 20 m kita sudah mencapai jalan keluar gua. Tapi awas, karena ada juga jalan buntu di dalam gua.


Dinding gua terasa sedikit lembab. Berbentuk lorong tanpa stalaktit maupun stalakmit. Atapnya banyak ditemui sarang laba-laba dan terkadang meneteskan air. Gua ini dulunya dipercaya merupakan tempat persembunyian dan pertahanan bangsa Jepang ketika mendapat serangan musuh.


Di depan gerbang masuk yang juga digunakan sebagai gerbang keluar, terdapat toko tempat menjual makanan dan minuman yang tersedia bagi para pengunjung. Juga terdapat deretan toilet kecil tempat para pengunjung buang air, terutama buang air kecil karena iklim di sini cukup dingin.

Museum Merapi


Titik wisata lainnya adalah Museum Merapi yang berjarak 200 m ke arah selatan dari gerbang masuk Kaliurang. Museum ini memiliki arsitektur yang sangat unik dan masih relatif sangat baru karena baru diresmikan pada 1 Oktober 2009 oleh Kepala Badan Geologi pada saat itu, R Sugiar. Pembangunan gedung ini dilakukan sejak tahun 2005 silam. Untuk masuk kesini, para pengunjung dikenakan biaya 3 ribu rupiah per orang.


Begitu masuk, kita langsung disambut replika Gunung Merapi. Terdapat 4 tombol di pinggir replika. Tombol satu ditekan untuk mensimulasikan letusan Merapi pada tahun 1994. Simulasi ini menceritakan bahwa pada tahun 1994, saat gunung ini meletus, memakan korban sebanyak 66 orang, awan panas mengalir sajauh 7 km menuju arah selatan. Aliran itu terhenti saat awan panas tertahan oleh Bukit Plawangan dan Turgo.


Tombol kedua untuk mensimulasikan letusan pada tahun 1969, yang juga merupakan letusan terbesar yang menelan korban jiwa berjumlah 3.000 orang. Dari sini kita bisa tahu bahwa awan panas mengalir sejauh 13 km ke arah barat daya, mengalir ke arah Kali Krasak di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Pada tombol ketiga, digunakan untuk mensimulasikan letusan pada 2006, bersamaan dengan gempa Yogyakarta. Awan panas mengalir sejauh 6-7 km dan mengarah ke tenggara. Pada tahun 2006 korban hanya berjumlah 2 orang. Bunker menjadi tempat berlindung, sehingga korban tidak banyak seperti pada letusan sebelumnya.


Tombol terakhir adalah untuk memunculkan narasi, dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Selanjutnya, objek museum lainnya yaitu panel evolusi kerak bumi dan panel lokasi gunung aktif di seluruh dunia. Kita dapat mengetahui bahwa sekarang terdapat 129 gunung aktif di seluruh dunia.


Menuju ke panel jenis-jenis letusan gunung. Terdapat 6 jenis salah satunya adalah tipe Merapi. Ternyata letusan merapi sangat spesial sehingga menjadi satu tipe tersendiri. Proses letusannya adalah pertama-tama, magma dari dapur magma naik, membentuk lava di puncak merapi. Tidak langsung mengalir turun, melainkan mengkristal membentuk kubah sampai akhirnya tekanannya cukup tinggi, kubah terdorong maju kemudian kubahnya jatuh. Awan panas pun turun, terdiri atas batu pasir, abu, kerikil beserta gas bersuhu sekitar 500 C° yang menghancurkan apapun yang dilewatinya.


Selain itu, terdapat panel Citra Merapi, pertumbuhan kubah, sejarah pos pengamatan, cara penyelamatan, adat-adat, dan juga panel yang menjelaskan tentang mitos-mitos di kawasan Merapi. Juga terdapat ruangan-ruangan tempat disimpannya sambel bom lontar dari letusan, alat-alat yang berperan dalam mengukur gempa, juga beberapa koleksi barang-barang yang telah dilewati oleh awan panas atau awan piroklastik.


Rasa lelah berkeliling di tempat ini terbayar dengan pengetahuan yang kita dapat. sambil menikmati pesona pemandangan Kaliurang, tidak ada salahnya bila Anda ke Yogya menyempatkan diri untuk mampir di lokasi objek wisata pegunungan ini.



Oleh: Jessica, Charine, Sherly, Wiedya, Vincent C, Tony, Vincent, Haidar, Erixco P.
http://www.harian-global.com/index.php?option=com_content&view=article&id=33237:sejuta-pesona-wisata-kaliurang&catid=83:travel&Itemid=96

Tidak ada komentar: